Pulau Seribu Pura

Liburan semester pasti pada merasakan penat kalau seandainya ada di rumah. Nah, waktu yang cukup panjang tersebut akhirnya termanfaatkan juga buat Holiday bagi saya. Bagi saya liburan datang tuh harus dimanfaatin semaksimal mungkin, misalnya nggak boleh ada waktu yang di habisin buat cuman leyeh-leyeh di rumah, atau ngebo sepanjang hari. Kalau hal semacam itu, meskipun nggak lagi liburan juga masih bisa di sempetin. Tapi kalau keluar kandang dan nyari terpat persinggahan yang lain dari pada sebelumnya itulah yang fantastic!
Kali ini keluarga besar saya ngadain acara ke Bali. Terus terang sih, saya yang tinggal di pulau yang dari dulu sebelahan sama pulau itu, masih belum pernah kesana (Bali) sama sekali. Buat saya itu cuma impian, dan terwujud kalau  sewaktu-waktu punya rezeki banyak. Tapi kali ini kayaknya saudara besar udah nggak bisa ngempet buat  menikmati keindahan pulau mayoritas Hindu itu. Jadi, yah, ini termasuk rezeki dadakan bisa ke Bali yang bagi saya cuma mimpi itu.
Walaupun berangkatnya sama keluarga besar tapi tak apalah, buat pelajaran aja kalau seandainya bisa ke sana lagi. Jadi, saya berangkat dari Lumajang habis sholat ashar. Baru nyampek di kawasan Banyuwangi sekitar jam 8 lebih. Setelah itu lanjut perjalanan ke Pelabuhan. Dari Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi kita menuju Pelabuhan Gilimanuk di Bali. Penyebrangannya nggak cukup makan waktu lama sih, cuman ngantri buat masuk ke kapal waktu di Pelabuahan Ketapang itu yang lama. Di dalam kapal kita bisa milih keluar ke kabin atau tetep di dalem kendaraan masing-masing. Waktu itu sih saya mah milih keluar aja itung-itung sambil liat pemandangan di atas laut malam hari.


di kabin

Setelah turun dari kapal, tenyata sudah sampailah kita di Pelabuhan Gilimanuk. Ini yang bikin deg-degan karna ini kali pertama menginjakkan kali di Pulau Dewata. Waktu itu masih malam hari, akhirnya saya dan keluarga besar memutuskan untuk melanjutkan perjalanan meskipun tujuan masih ragu-ragu. Tujuan pertama kita “Tanah Lot”, pantai yang punya pura di tengahnya, meskipun nggak di tengah-tengah banget. Berawal dari nggak pernah ada yang pernah rekreasi ke Tanah Lot, akhirnya kami sedikit tersesat dan kebingungan nyari jalan. Fyuuh, untunglah hal itu bisa di atasi dengan bertanya sama orang setempat. Dan, akhirnya menjelang  Subuh kami sudah dekat dari  Tanah Lot. Eksotis dan Agung. Serasa nggak mau pergi dari tempat itu. Waktu pertama kali jalan masuk ke areanya dan langsung di sambut hamparan laut yang, hmmm, segerr. Waktu itu saya sempet penasaran, gimana cara ke purenya? Apa iya naik perahu? Tapi di situ nggak ada satupun perahu?

welcome to Tanah Lot

Setelah puas di Tanah Lot kita berlanjut ke Nusa Dua. Kalo di Jember punya papuma, di Bali pun punya Nusa Dua. Jadi di Nusa Dua juga ada pantai. Serasa emang nggak mau lepas dulu menikmati indahnya Bali waktu itu.


di depan patung Kresna dan Arjuna

Dari Nusa Dua kita menuju ke Dreamland Beach. Dan, Panas pun mulai menyengat. Dari namanya bisa di tebak kalo wisata ketiga ini juga pemandangan air. Tapi yang bikin asik disini, Pantainya warna biru muda, kalo di lihat terus-terusan pasti bikin haus aja. Sayangnya disini bayak berkeliaran anjing, dan saya lumayan nggak akrab sama hewan yang satu itu. Jadi nggak ada satupun foto saya di Dreamland Beach. Herannya juga, kalo di daerah rumah saya, ada yang jualan jagung bakar tapi malam-malam, kalau di sini ada yang jual jagung bakar tapi di siang bolong. Hmm, lagi-lagi nggak bisa menikmati jagung bakar sensasi siang bolong karena harus segera menuju wisata selanjutnya.

Masih di hari pertama di Bali, kita menuju ke Kuta. Di Kuta pun juga masih sama, yang di lihat air dan air. Jadi kita ke Kuta Beach. Merasa bosan dengan pemandangan pantai, kita mutusin buat jalan-jalan di sekitar kuta beach, meskipun ngerti kalau harga-harga yang di patok  di sekitar situ emang buat standartnya para turis Luar Negeri. Karena kita emang cuma cuci mata jadi akhirnya kita cuma beli segelas kopi di pinggir pantai kuta. Hmmm, anget.


Hari udah mulai larut, jadi kita harus segera ninggalin Kuta. Kita berencana beli oleh-oleh di pertokoan oleh-oleh, namun kala itu macet sedang melanda, dan kepenatan mulai terasa.
langit sore di tengah kemacetan

Setelah jam 9 malam kita baru berada di kawasan oleh-oleh, kita akhirnya belanja oleh-oleh. Sepulang dari situ kita mencari peginapan dan kita menunggu hari esok datang.
Hari kedua di Bali kita rencananya akan pulang. Hmm, gak seru banget kan kalau travel bareng keluarga besar, jadinya belum puas. Pagi itu sebelum kita berencana pulang kita di ajak ke Bedugul, waktu itu hari Selasa, jam setengah 6 kita berangkat ke Bedugul. Kita nyampek bedugul jam setengah 8an. Pemandangan disini agak beda dari sebelumnya. Kalau kemarin liat hamparan pantai sambil tersengat panas, Kalau ini liat hamparan Danau sambil kedinginan. Keren dan ini yang saya suka. Hawa dinginnya bedugul bikin saya kecantol. Dan saya jadi pingin ke Kintamani. Sayangnya nggak akan memungkinkan untuk ke sana. Yah, meskipun kecewa, tapi tak apalah, Yang penting kan sudah sampai di Bali.

Dingin Bedugul



Sesudah menikmati Bedugul sesingkat mungkin, kami pun akhirnya kembali menuju Pelabuhan Gilimanuk dan bersiap meninggalkan Pulau Bali untuk Kembali ke Lumajang.
Selamat Tinggal Bali, tunggu kunjungannku yang kedua J



NB : *waktu ini masih pakek kamera Nokia X2-00

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sayangi masa depan dengan Prive Uri-Cran

Suka Duka Dan Petualangan

JANGAN BERHENTI! REVOLUSIMU BELUM BERHENTI!